Muslim Pop | Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama 12 pimpinan organisasi masyarakat Islam menegaskan pentingnya peran aktif pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Para tokoh ormas Islam ini sepakat bahwa upaya pembebasan Palestina harus dilakukan melalui jalur diplomasi negara sebagai aktor utama di kancah internasional.
Gus Yahya menegaskan, “Kelihatannya soal solusi itu tidak mungkin dikerjakan kecuali oleh negara (pemerintah) sebagai aktor-aktor. Karena ini soal internasional dan publik internasional itu aktornya negara-negara yang bisa diharapkan dan itu kesepakatan dari negara.”
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina, termasuk kompleksitas kepentingan berbagai negara dan keterbatasan rakyat Palestina sendiri dalam bertindak independen.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung PBNU, tersebut, Gus Yahya berbagi pengalamannya bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menawarkan normalisasi hubungan Indonesia dan Israel. Namun, Gus Yahya menolak tawaran itu tanpa adanya kemajuan nyata untuk solusi Palestina.
“Memang ini bukan hanya soal rakyat Palestina, tapi karena masalah Palestina di dalamnya ada campur aduk kepentingan dari berbagai negara, baik di kawasan itu maupun di luar,” ujarnya dikutip dari situs resmi PBNU.
Sementara itu, Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin menyatakan harapannya agar PBNU terus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“NU dan Palestina sudah sangat lama perjuangannya, paling jauh dan paling dalam komunikasinya. NU representasi umat Islam, NU bisa memanfaatkan jaringan PBNU untuk kemerdekaan Palestina,” katanya.
Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari ormas Islam, antara lain Ketua Umum Dewan Dakwah KH Adian Husaini, Ketua Umum IKADI KH Ahmad Kusyairi, Ketua Umum AQL KH Bachtiar Nasir, Ketua Majlis Syuro PUI KH Dede Nurhasanah, dan beberapa tokoh Ormas lainnya. Pertemuan ini juga sekaligus menandai sinergi kuat ormas Islam dalam mendukung perjuangan Palestina melalui jalur diplomasi Indonesia.
