Muslim Pop | Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah SAW berkisah tentang tiga pemuda yang terjebak di dalam sebuah goa.
Peristiwa ini terjadi sebelum masa Islam.
Kisah ini bermula saat turun hujan yang memaksa mereka berteduh di sebuah goa.Tahu kan Goa..udah serem, gelap gitu.
Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menutup mulut goa.Tambah gelap goa nya.
Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menggeser batu itu tapi gagal, Mereka benar-benar terjebak tanpa bisa berbuat apa-apa.
Salah seorang di antara mereka memberi saran bagaimana jika masing-masing menyebutkan amal yang paling baik yang pernah dilakukan, lalu berdoa lewat perantara atau wasilah amal itu.
Apa yang terjadi? Sejurus kemudian, salah seorang menyebutkan amal kebaikan yang pernah ia kerjakan di mana dia, istri, dan anak-anaknya menahan diri untuk meminum susu, sebelum ayah dan ibunya minum terlebih dahulu.
Orang tua itu sendiri dalam keadaan tidur sampai terbitnya fajar. Sepanjang malam itulah, si pemuda tidak minum setetes pun, sembari ia dan keluarganya menahan lapar sampai keesokan hari.
Ya Allah, jika aku mengerjakan hal demikian dengan niat mengharapkan rida-Mu. Maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kami alami dari batu besar yang menutup ini.
Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, tetapi mereka belum bisa keluar.
Lalu, orang kedua menceritakan amalnya. Ia pernah jatuh cinta pada anak pamannya. Ia ajak si gadis untuk berbuat tak senonoh. Namun, ia tidak menggubris.
Suatu hari perempuan ini tengah mengalami kesulitan ekonomi dan minta bantuan kepada si pemuda. Si pemuda menyanggupi dengan memberikan uang 120 Dinar. Dia memberi syarat yaitu ia harus mau diajak berhubungan intim. Dia pun terpaksa menurutinya.
Ketika keduanya sudah saling berhadapan, tiba-tiba si perempuan berkata,
“Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah. Janganlah engkau menggauli kecuali telah menjadi hakmu atau sudah menikah.
Ucapan perempuan ini sontak menggugah kesadarannya. Seketika ia bangkit dan meninggalkannya serta memberikan begitu saja uang 120 Dinar yang sudah ia kumpulkan.
Lalu pemuda kedua pun berdoa.
“Ya Allah, jika aku mengerjakan hal demikian dengan niat mengharapkan rida-Mu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kami hadapi. Batu besar itu kemudian bergeser lagi, namun mereka masih belum bisa keluar darinya.
Tibalah pada orang ketiga
Orang yang ketiga menceritakan pengalamannya sebagai seorang tuan majikan. Suatu hari ia memberikan gaji kepada masing-masing pegawainya, kecuali satu pegawai yang entah kenapa, ia pergi tanpa pamit.
Gaji yang menjadi haknya, dijadikan modal usaha. Usahanya berkembang pesat. Suatu ketika, si pegawai datang kembali. Dia meminta upah yang menjadi haknya.
Ternyata upah yang sudah dibuat modal itu berkembang berupa unta, sapi, kambing, dan hamba sahaya.
Semuanya diberikan kepada di pegawai tanpa tersisa sedikit pun.
“Ya Allah, jika aku mengerjakan hal demikian dengan niat mengharapkan rida-Mu. maka lapangkanlah kami dari kesukaran yang sedang kami hadapi.
Batu besar itu pun lalu bergeser sampai akhirnya mereka bisa keluar dalam keadaan selamat dari gua tersebut.
Pelajaran dan hikmah apa yang bisa kita petik?
Tentu ada banyak sekali pesan moral di dalamnya
Cerita ini mengandung anjuran untuk memanjatkan doa khusunya ketika ditimpa kesulitan sembari menjadikan amal saleh yang pernah dikerjakan sebagai perantaranya kepada Allah SWT.
Kisah ini mengandung dorongan kepada kita untuk berbakti dan melayani orang tua kita. Kita wajib mengutamakan mereka berdua sebelum kita berbuat baik kepada orang lain, meski itu adalah istri dan anak-anak kita sendiri.
Cerita ini memberikan anjuran kepada kita untuk selalu menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan.
Kita jauhi segala bentuk kemunkaran meski kita sebenarnya dalam keadaan mampu untuk melakukannya.
Kita tinggalkan semua yang dilarang dalam agama dengan niat semata-mata mengharapkan rida Allah SWT.
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya yang menghadapkan diri dengan tulus dan ikhlas ketika ditimpa musibah, terlebih jika sebelumnya seseorang telah melakukan amal saleh.
Kisah ini menegaskan Allah SWT tidak akan pernah menyia-nyiakan perbuatan baik yang telah dilakukan oleh seorang hamba.
Wallahu a’lam Bish Shawab yang berarti Allah Yang Maha Tahu, Kebenaran hakikinya milik Allah Ta’ala.