32.5 C
Jakarta
Jum 22 November 2024
BerandaBeritaGerakan Wakaf Uang Menuju Indonesia Emas

Gerakan Wakaf Uang Menuju Indonesia Emas

Jumat, November 22, 2024

MuslimPop | Wakaf uang sebagai dana abadi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat dioptimalisasikan. Hal tersebut disampaikan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kementerian Agama (Kemenag) Waryono Abdul.

“Wakaf uang adalah wakaf bergerak yang manfaatnya bisa berkelanjutan bagi masyarakat,” kata Waryono dalam Talkshow Gerakan Wakaf Uang Menuju Indonesia Emas 2045 dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, kemarin.

Menurut Waryono, dengan pengelolaan profesional oleh nadzir, dana wakaf ini akan berkembang dan memberikan dampak signifikan bagi penerima manfaat, terutama dalam sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial, yang menjadi fondasi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Waryono menekankan, alokasi wakaf uang dapat membantu mendukung pendidikan anak bangsa agar mereka mampu berkontribusi pada posisi strategis di negeri ini.

“Generasi penerima manfaat wakaf dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” katanya.

Potensi wakaf di Indonesia besar mencapai sekitar 180 triliun rupiah. Namun, tingkat literasi masyarakat tentang perbedaan wakaf dengan sedekah dan infak masih rendah.

Oleh karena itu, berbagai program literasi terus ditingkatkan, termasuk peluncuran Kota Wakaf di Tasikmalaya yang bertujuan untuk mengenalkan urgensi dan mekanisme wakaf kepada masyarakat luas.

Terkait pengelolaan wakaf, ia menyoroti peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga yang memastikan akuntabilitas dan transparansi. Sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap wakaf, khususnya dalam menentukan nadzir yang profesional dan amanah.

Waryono mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan wakaf, sekecil apapun kontribusinya. Ia mencontohkan kesuksesan wakaf pendidikan di Universitas Al-Azhar, Mesir, yang mampu menopang krisis keuangan negara, serta contoh di dalam negeri, di mana wakaf telah menghasilkan fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin, bahkan sebelum adanya program jaminan kesehatan seperti BPJS.