Muslim Pop | Investasi syariah semakin diminati masyarakat Indonesia dan diprediksi menjadi arus utama di masa depan. Pertumbuhan ini didorong oleh populasi muslim yang besar serta kemudahan akses melalui platform digital.
“Pertumbuhan investasi syariah cukup menjanjikan, apalagi generasi muda kini lebih peduli pada prinsip halal dalam mengelola keuangan,” kata Akademisi FEBI UIN Antasari, H. Haris Faulidi Asnawi, Lc., M.Si dalam dialog Mozaik Indonesia RRI, kemarin.
Dia mengatakan, aset keuangan syariah nasional pada 2024 tercatat mendekati Rp10.000 triliun atau setara 45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Instrumen seperti reksadana syariah, sukuk, dan pasar modal syariah mengalami peningkatan signifikan.
Kemudahan teknologi membuat investasi menjadi lebih inklusif, termasuk bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Saat ini, nominal investasi syariah bisa dimulai dari puluhan ribu rupiah, asalkan memiliki perencanaan keuangan yang matang.
“Dengan dana Rp10.000 pun bisa mulai berinvestasi. Yang penting ada tujuan dan perencanaan. Investasi dalam Islam itu seperti menanam pohon, hasilnya akan datang seiring waktu,” kata Haris.
Namun, ekosistem investasi syariah masih menghadapi tantangan, terutama terkait variasi produk yang terbatas dan literasi keuangan yang rendah di sebagian masyarakat. Dukungan regulasi juga dinilai perlu terus diperkuat agar mampu mengimbangi laju inovasi teknologi.
“Regulasi dari OJK dan fatwa Dewan Syariah Nasional sudah cukup memadai. Tapi inovasi digital harus segera diimbangi dengan regulasi agar masyarakat merasa aman dan terhindar dari investasi bodong,” kata Haris.