29.1 C
Jakarta
12 Maret 2025
BerandaBeritaEkonomi Syariah, Cara Pandang Baru Kepatuhan Agama

Ekonomi Syariah, Cara Pandang Baru Kepatuhan Agama

Rabu, Maret 12, 2025

Muslim Pop | Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat UGM, Selasa (4/2/2025) menyampaikan pidato ilmiahnya yang berjudul ‘Ekonomi Syariah sebagai Bentuk Kepatuhan Cara Hidup dan Aktivitas Bisnis yang Membawa Manfaat’.

Dalam pidatonya, Guru Besar Bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM ini mengungkapkan, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami pasang surut. Meski demikian, konsep ekonomi yang berkembang sejak tahun 1983 di Indonesia ini telah menjadi cara pandang baru sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan terhadap agama, dalam hal ini Islam.

“Saat ini saya tidak lagi melihat ekonomi syariah hanya sebagai sistem alternatif dan penyeimbang dari sistem ekonomi konvensional. Saya menemukan cara pandang baru dalam memaknai ekonomi syariah, yakni sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan terhadap agama dan wahyu yang diturunkan Allah Azza wa Jalla kepada umat manusia,” ungkapnya.

Menurut Anggito, ekonomi syariah dapat dikatakan sebagai perwujudan yang lebih esensial seperti kepatuhan, cara hidup dan manfaat yang merupakan bagian esensial dan integral dari ajaran Islam. Dan untuk membutikannya, Anggito mengaku telah mempraktikkannya sendiri.

“Dalam praktik saya, terbukti muncul kesetiaan pada transaksi yang tidak memberikan toleransi pada terjadinya gharar (ketidakjelasan transaksi), maysir (spekulasi), dan tidak mengandung riba. Tidak hanya halal, tetapi juga thayibbah sebagai bagian dari perilaku atau cara hidup yang baik dan sehat,” paparnya.

Dikatakan Anggito, pemanfaatan dan minat ekonomi syariah di Indonesia adalah sebuah fenomena yang menarik. Faktor kepatuhan, cara hidup dan bisnis dengan prinsip syariah menjadi lahan perhatian para ahli syariah. Dan kajiannya memfokuskan kepada aspek derajat kepatuhan atau religiositi, cara hidup dan bisnis dalam memilih produk perbankan syariah, konsumsi produk halal dan manfaat perjalanan umrah.

“Dalam pemilihan bank syariah, berbagai kajian membuktikan nasabah memilih bank syariah karena kualitas layanan dan manfaat yang didapat. Tingkat religiositas seseorang tidak terlalu menentukan, namun aspek keyakinan unsur non-ribawi adalah alasan dasar,” jelasnya.

Sedangkan untuk aspek produk halal, Anggito menuturkan, minat menggunakan atau mengkonsumsi produk makanan halal di kalangan milenial Indonesia diperngaruhi faktor harga dan gaya hidup digital. Konsumen umum cukup yakin dengan label halal sebagai alat perlindungan atau jaminan aspek kehalalan.

“Kemudahan regulasi halal tidak hanya membantu efisiensi, tetapi juga dapat meningkatkan volume perdagangan. Dan harmonisasi regulasi dan rekognisi label halal antar negara meningkatkan perdagangan produk halal,” imbuhnya.

Mengenai aspek haji dan umrah, Anggito mengatakan, setiap tahunnya jumlah Jemaah unrah Indonesia mengalami peningkatan. Dan jika berbicara mengenai haji dan umrah, pengelolaan keuangan haji dan umrah juga menjadi topik tersendiri. Untuk itu, meningkatnya jumlah jamaah haji dan umrah juga membuka peluang investasi jangka panjang, termasuk bagi Indonesia.

Pada pengukuhan Jabatan Guru Besar Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., ini hadir pula para tokoh nasional dan pejabat pemerintah pusat. Beberapa menteri yang tampak hadir ialah Pratikno, Erlangga Hartarto, dan Muhaimin Iskandar. Wakil Presiden RI ke-11, Boediono dan Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin. Tokoh-tokoh nasional lain seperti Mahfud MD, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Chairul Tanjung, Suharso Monoarfa, Alwi Shihab, serta Bambang Sudibyo, juga tampak hadir.

spot_img