31.6 C
Jakarta
4 Februari 2025
BerandaBeritaEarly Warning System Lindungi Lembaga Keuangan Syariah

Early Warning System Lindungi Lembaga Keuangan Syariah

Selasa, Februari 4, 2025

Muslim Pop | Guru Besar Investasi dan Keuangan Islam Universitas Airlangga, Prof. Dr. Imron Mawardi menekankan pentingnya early warning system (EWS). Sistem ini bertujuan mendeteksi dini potensi kebangkrutan lembaga keuangan syariah (LKS).

Menurutnya, krisis keuangan merupakan fenomena berulang akibat keserakahan ekonomi global. Hal ini dipicu oleh ekonomi neo-liberal, liberalisasi, dan finansialisasi yang memicu gelembung ekonomi.

Instrumen keuangan sering kali diciptakan hanya untuk keuntungan sesaat. “Instrumen ini tidak berdampak ekonomi riil, sehingga mudah memicu bubble ekonomi,” kata Prof. Imron, seperti dilansir RRI, dikutip Selasa (17/12/2024)

Dalam sistem keuangan ganda, krisis berdampak langsung pada lembaga keuangan, termasuk LKS. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko sistemik jika LKS mengalami kebangkrutan.

Agar krisis dapat diantisipasi, Prof. Imron mendorong penerapan EWS di semua LKS. “EWS penting untuk mencegah kebangkrutan melalui deteksi dini risiko,” ujarnya.

Pada tingkat makro, EWS memantau perubahan variabel ekonomi yang berpotensi memicu krisis. Indikator utamanya adalah pertumbuhan ekonomi, suku bunga, kurs, utang, dan neraca perdagangan.

EWS pada bank syariah menghitung skor standar (z-score) berdasarkan kinerja keuangan. Faktor utamanya meliputi modal kerja, laba ditahan, aset, dan nilai pasar utang.

Skor di bawah ambang batas menandakan bank syariah berpotensi mengalami kebangkrutan. Namun, pembiayaan uncertainty contract seperti mudharabah dan musyarakah dapat memperkuat ketahanan bank.

“Bank syariah harus meningkatkan porsi uncertainty contract dibandingkan certainty contract seperti murabahah atau ijarah,” ujarnya. Portofolio ideal ini mengurangi risiko saat krisis ekonomi.

EWS juga penting bagi asuransi syariah (takaful) untuk mencegah risiko seperti Jiwasraya dan Asabri. Dana tabarru’ perlu diawasi sensitivitasnya terhadap underwriting deficit.

Kebangkrutan takaful dapat dideteksi melalui skor standar (z-score). “Penilaian keuangan takaful jangan hanya mengandalkan risk-based capital,” tegas Prof. Imron.

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) juga membutuhkan EWS untuk mendeteksi risiko. Namun, LKMS memiliki kelemahan struktural seperti ketiadaan Lender of Last Resort.

Dengan aset kecil dan risiko tinggi, LKMS lebih rentan dibanding bank syariah. EWS mendesak diterapkan agar stabilitas dan kepercayaan terhadap LKMS tetap terjaga.

spot_img