MuslimPop | Damaskus berada di Suriah. Kota ini adalah kota tertua di dunia yang terus dihuni manusia sampai sekarang. Damaskus berdiri sejak milenium ketiga Sebelum Masehi (SM). Kota ini menjadi pusat budaya dan perdagangan yang penting karena letak geografisnya di persimpangan Timur dan Barat, antara Afrika dan Asia. Jadi, amat sangat strategis.
Damaskus dihuni sejak 8.000 hingga 10.000 SM, menurut penggalian di Tell Ramad di pinggiran kota. Namun, kota ini tidak tercatat sebagai kota penting hingga kedatangan Bangsa Aram. Selama periode Abad Pertengahan, kota ini merupakan pusat industri kerajinan yang berkembang pesat, dengan berbagai wilayah kota yang mengkhususkan diri pada perdagangan atau kerajinan tertentu.
Kota ini kaya akan bukti peradaban yang membangunnya: Helenistik, Romawi, Bizantium, dan Islam. Kekhalifahan Umayyah, khususnya, menetapkan Damaskus sebagai ibu kotanya, yang menjadi dasar bagi perkembangan kota yang berkelanjutan sebagai kota Muslim Arab yang hidup, yang telah ditinggalkan dan terus ditinggalkan oleh setiap dinasti berikutnya.
Walaupun Islam mendominasi, jejak budaya sebelumnya, khususnya Romawi dan Bizantium, masih dapat ditemukan di kota ini. Kota ini masih mempertahankan aspek dan orientasi ala kota Yunani, dengan semua jalan berorientasi utara-selatan atau timur-barat, dan merupakan contoh penting dari perencanaan kota.
Bukti fisik paling awal yang terlihat berasal dari periode Romawi, dan itu mencakup sisa-sisa Kuil Jupiter yang luas, berbagai gerbang, dan bagian tembok kota Romawi yang mengesankan. Kota ini berfungsi sebagai pusat Kekhalifahan Umayyah.
Selain Masjid Agung yang tak tertandingi, yang dibangun di lokasi kuil Romawi dan melapisi basilika Kristen, hanya ada sedikit yang terlihat berasal dari periode penting ini dalam sejarah kota.
Tembok kota saat ini, Benteng, dan beberapa masjid dan makam berasal dari Abad Pertengahan, tetapi sebagian besar warisan yang dibangun di kota ini berasal dari setelah penaklukan Ottoman pada awal abad ke-16.
Damaskus membuktikan peradaban yang membangun pencapaian estetikanya yang unik. Masjid Agung adalah mahakarya arsitektur Umayyah, seperti juga monumen-monumen besar lainnya dari berbagai periode seperti Benteng, Istana Azem, madrasah, khan, pemandian umum, dan tempat tinggal pribadi.
Ia juga berperan penting dalam pengembangan kota-kota Arab berikutnya sebagai ibu kota kekhalifahan Umayyah – kekhalifahan Islam pertama. Dengan Masjid Agungnya di jantung tata kota berbasis grid Yunani-Romawi, kota ini menjadi model bagi dunia Muslim Arab.
Bukti sejarah dan arkeologi menunjukkan asal-usulnya pada milenium ketiga SM, dan Damaskus secara luas dianggap sebagai salah satu kota tertua di dunia yang terus dihuni.
Masjid Agung yang tak tertandingi adalah monumen Umayyah yang langka dan sangat penting. Tembok kota saat ini, Benteng, dan beberapa masjid dan makam berasal dari periode Abad Pertengahan, sementara sebagian besar warisan yang dibangun di kota ini, termasuk istana dan rumah pribadi, berasal dari setelah penaklukan Ottoman (Ustmani) pada awal abad ke-16.
Masjid Agung Umayyah, yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Damaskus, merupakan salah satu masjid terbesar di dunia dan salah satu tempat salat tertua yang masih ada sejak awal Islam. Dengan demikian, masjid ini merupakan perkembangan budaya, sosial, dan seni yang signifikan di Kota Damaskus.